Sales dan Tukang Tipu

Di masyarakat kita, sales adalah profesi yang citranya kurang baik. Mereka dianggap tukang membual, cenderung annoying, tak jarang suka tipu-tipu agar barangnya laku dan dapat komisi. Untuk menjadi sales juga biasanya tidak memerlukan pendidikan/pelatihan khusus sehingga dianggap profesi rendahan. Sales berbeda dengan profesi seperti dokter, lawyer, akuntan, atau profesi lain yang membutuhkan pendidikan tertentu.

Tapi, Robert Louis Stevenson pernah mengatakan bahwa, Everyone lives by selling something. Seorang pebisnis hidup dengan menjual produk/jasa yang dihasilkannya. Seorang atlet olahraga hidup dengan menjual bakat fisik yang dimilikinya. Seorang musisi hidup dengan jualan bakat seni yang dia miliki. Seorang pemimpin hidup dengan menjual ide, perubahan, contoh, dan pengaruh yang dimiliknya.

Begitu juga dengan kita, saya, dan Anda. Ketika melamar pekerjaan, Anda juga menjual diri Anda kepada instansi yang Anda tuju. Ketika mendekati lawan jenis Anda, Anda juga mengemas dan me-marketing-kan diri Anda kepada si dia.

Supaya jualan Anda laku, sudah tentu Anda harus berinovasi terhadap produk/jasa yang Anda tawarkan. Kalau Anda hendak melamar pekerjaan, maka Anda perlu memperkuat diri dengan kemampuan bahasa asing atau kemampuan menggunakan komputer misalnya. Kalau Anda hendak mendapatkan cinta dari lawan jenis, Anda perlu memperbaiki penampilan dan pembawaan Anda.

Tapi itu saja tidaklah cukup. Di jaman yang serba kompetitif seperti sekarang, siapapun bisa melakukan hal-hal seperti yang Anda lakukan. Kalau Anda bisa menguasai lima bahasa asing, orang lain pun juga bisa belajar hal yang sama. Kalau Anda bisa merubah penampilan menjadi lebih baik, orang lain pun juga bisa pergi ke salon dan melakukan hal serupa.

Jadi, yang perlu dilakukan adalah bagaimana menyampaikan pesan secara lebih fascinating. Fascination adalah kata kunci untuk membuat koneksi terhadap orang lain. Hal inilah yang membuat orang lain berpikiran dan berperilaku secara berbeda. Fascination memberikan efek provokasi terhadap calon customer Anda.

Pesan yang disampaikan secara fascinating, akan memberikan reaksi emosional yang kuat dan segera. Hal itu menimbulkan advokasi yang mempengaruhi sejumlah tindakan dan nilai yang dianut seseorang. Hal tersebut akan mendorong munculnya percakapan, memaksa kompetitor untuk berbenah menyesuaikan diri, dan memicu lahirnya revolusi sosial yang akan memaksa kita untuk berpikir secara berbeda.

Sally Hogshead memberikan tujuh hal pemicu yang mampu menggerakkan fascination seseorang.

  • Lust – Manusia tergoda dan termotivasi oleh antisipasi terhadap sensor-sensor kesenangan kita.
  • Mystique – Munculnya rasa penasaran terhadap pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.
  • Alarm – Manusia mengambil tindakan akibat ancaman terhadap konsekuensi yang sifatnya negatif.
  • Prestige – Manusia tergerak untuk mendapatkan respect karena pencapaian mereka yang tinggi.
  • Power – Kita berfokus pada komando dan kontrol. Trigger ini dapat memperkuat reputasi kita.
  • Vice – Manusia tergoda oleh “buah terlarang,” membuat mereka berani mendobrak pakem baku yang sudah ada.
  • Trust – Berkaitan dengan certainty dan reliability. Membuat lawan bicara Anda merasa loyal dan terbuka untuk hubungan jangka-panjang.

Tentu saja setiap orang mempunyai fascination score yang berbeda. Mungkin saja Anda dominan pada faktor power, tetapi orang lain lebih dominan pada faktor prestige. Ada pula orang lain yang lebih cenderung kuat pada faktor trust, ada pula orang yang lebih cenderung pada faktor yang lain.

Faktor yang satu tidak selalu lebih baik atau lebih buruk dari faktor yang lain. Yang terpenting adalah bagaimana membuat pesan yang ingin Anda sampaikan menjadi lebih fascinating. Dus, yang perlu Anda lakukan adalah mengidentifikasi mana faktor yang dominan dalam diri Anda, mana faktor yang dominan dalam diri lawan Anda, bagaimana mengembangkannya, dan mengeksekusinya kepada calon target secara tepat.

Sebagai contoh, memberikan gambaran kecelakaan untuk anak muda yang suka ngebut dan mabuk tidak akan memberi efek jera karena ketakutan (alarm) bukan merupakan faktor yang berpengaruh bagi mereka. Sebaliknya, anak muda malah cenderung berani melakukan hal-hal yang menyerempet bahaya. Akan tetapi dengan memberikan faktor lain, seperti ancaman kehilangan SIM dan ancaman masuk penjara, akan memberikan konsekuensi yang berbeda.

Disadari atau tidak, Anda mungkin sudah menggunakan salah satu dari ketujuh trigger tersebut di atas. Masalahnya adalah apakah Anda sudah menggunakan trigger yang tepat, dengan cara yang benar, dan mendapatkan hasil yang didambakan atau belum. Dengan menguasai hal tersebut, ide-ide Anda akan lebih memorable, tutur kata Anda akan lebih persuasif, dan hubungan yang Anda jalin akan menjadi jauh lebih intim dan tahan lama.

Dan sesungguhnya hal ini tak hanya bisa diterapkan untuk urusan bisnis saja.