Statistika Kehidupan Manusia

Berapa sih sebenarnya probabilitas saya lahir di muka bumi ini?

Ini mungkin pertanyaan bodoh, tapi menarik untuk diteliti.

Mari kita mulai dengan probabilitas bertemunya Bapak dan Ibu saya. Seandainya masing-masing bertemu dengan lawan jenisnya setiap hari pada usia 15 sampai 40 tahun, maka mereka akan bertemu dengan setidaknya 10.000 lawan jenis. Anggaplah mereka bisa bertemu dengan siapapun di muka bumi ini, tidak hanya orang-orang di Jogja atau Jakarta, Indonesia, atau di Asia Tenggara saja.

Tapi mengalikan dengan seluruh penduduk bumi tentu terlalu ambisius. Jadi ambil sampel saja 10 persen dari total penduduk bumi pada saat saya lahir. Jumlah total penduduk bumi saat itu adalah sekitar 5 miliar. Anggaplah komposisi laki-laki dan perempuan adalah sama. Jadi total jumlah lawan jenis potensial untuk bertemu adalah 250 juta orang. Maka probabilitas Bapak dan Ibu akan bertemu adalah 10.000 : 250.000.000 atau sama dengan 1 : 25.000.

Seandainya probabilitas mereka berbicara, tidak hanya sekedar bertemu, adalah 1 : 10. Lalu, probabilitas untuk mereka berbicara dan bertemu lagi di lain kesempatan adalah 1 : 10. Lalu, probabilitas untuk bisa jadian atau pacaran adalah 1 : 10. Dari sekian banyak probabilitas tersebut, anggaplah peluang untuk berlanjut pada jenjang pernikahan adalah 1 : 2. Maka probabilitas Bapak dan Ibu bertemu lalu menikah adalah 1 : 2.000.

Sekarang kita masuk ke bagian yang paling rumit: probabilitas bertemunya sperma dan sel telur yang tepat.

Konon, seorang laki-laki yang sehat dan normal bisa menghasilkan 12 triliun sperma selama masa reproduksinya. Konon pula, seorang perempuan yang subur bisa menghasilkan rata-rata 100.000 indung telur yang siap dibuahi. Anggaplah hanya sepertiga dari 12 triliun sperma yang bisa dilepaskan dan masuk ke dalam rahim, maka probabilitas terjadinya pembuahan dengan label “Nofie Iman” adalah 1 : (100.000 x 4 triliun), atau sama dengan 1 : 400 quadriliun (400.000.000.000.000.000).

Kemudian, kita masih harus memasukkan variabel lain yang rumit. Mengapa? Karena keberadaan manusia di muka bumi ini sangat dipengaruhi oleh serangkaian kejadian yang kompleks dan bertautan satu sama lain. Untuk itu, kita harus kembali mundur 4 miliar tahun lalu ke jaman pertama kali homo sapiens muncul agar rantai perjalanan linear manusia tidak terputus sampai bertemunya Bapak, Ibu, dan saya.

Tapi, hal itu mungkin terlalu rumit untuk dihitung secara matematis. Jadi kita asumsikan saja bahwa umat manusia sudah ada 3 miliar tahun lalu dan usia generasi saat itu adalah 20 tahun, atau total ada 150 ribu generasi. Anggaplah probabilitas mereka bisa bertahan hidup, tidak terkena wabah penyakit, tidak mati diterkam dinosaurus, dan bertahan hingga dapat melakukan reproduksi setidaknya sampai menghasilkan satu anak adalah 50 persen. Maka, probabilitas agar jalur linear tersebut tidak terputus selama 150 ribu generasi adalah 1 : 2^150.000 atau sekitar 1 : 10^45.000 (baca: 10 pangkat 45.000).

Lagi-lagi kita harus memperhitungkan bahwa probabilitas sperma yang tepat harus bertemu dengan sel telur yang tepat sampai menghasilkan individu yang tepat pula. Kalau tidak, nenek moyang tidak akan menghasilkan Mbah Buyut Kakung dan Mbah Buyut Putri, tidak akan ada Mbah Kakung dan Mbah Putri, tidak akan ada Bapak dan Ibu, dan tentu saja, tidak akan ada saya.

Jadi, dalam setiap rentang perjalanan leluhur saya, probabilitas nenek moyang kita semua bertemu dengan orang yang tepat dan melahirkan orang yang tepat sampai terlahir saya, adalah sekitar 1 : 1.200 triliun atau, biar lebih mudah, dibulatkan saja 1 : 1.000 triliun atau 1 : 1 quadriliun. Kalau kita hitung 150.000 generasi dikali dengan 400 quadriliun probabilitas adalah: [4 x 10^17]^150.000 atau sekitar 10^2.640.000 (baca: 10 pangkat 2.640.000).

Sekarang, bila kita jumlahkan semuanya, 10^2.640.000 x 10^45.000 x 2.000 x 25.000 = 5 x 10^2.685.007, atau sekitar 10^2.685.000.

Mari kita lihat beberapa gambaran untuk menunjukkan betapa besarnya angka tersebut. Jumlah rata-rata atom dalam tubuh manusia laki-laki normal adalah 10^27. Jumlah seluruh atom di bumi ini adalah 10^50. Jumlah seluruh atom yang ada di alam semesta (yang masih terjangkau pengetahuan manusia) adalah 10^80. Bandingkan dengan probabilitas lahirnya saya: 10^2.685.000.

I, you, we are a miracle of an event that is so unlikely as to be almost impossible.

Jadi bisa kita simpulkan bahwa keberadaan saya, Anda, kita semua adalah keajaiban yang hampir mustahil dengan tingkat probabilitas yang amat sangat kecil. Almost infinite. Kadang kita terlalu take things for granted dan tidak mensyukuri apa yang ada di dalam hidup kita. Padahal, bisa terlahir ke dunia ini saja sudah menjadi privilige yang tak ternilai harganya.

Our existence is an accumulation of highly unlikely connected chains. Ada baiknya untuk kita berhenti sejenak, melihat sekeliling kita, dan mensyukuri apa yang sudah kita dapat saat ini. Kita adalah mukjizat itu sendiri. Kita adalah keajaiban itu sendiri.

Seperti kata Jon Bon Jovi, Miracles happen everyday and you’ll see them all around you.