Menulis Itu Gampang; Siapa Bilang?
Philip Roth pernah bilang, “Writing isn’t hard work. It’s a nightmare.” Harus diakui bahwa menulis adalah pekerjaan yang monoton, pasif, dan produknya relatif “tidak jelas.” Dibandingkan dengan tukang bangunan misalnya, produk yang dikerjakan seorang penulis hanyalah barisan kata-kata yang menjemukan. Maka tak heran bila diperlukan keuletan dan determinasi yang luar biasa tinggi untuk bisa menjadi seorang penulis yang jempolan.
Menulis sesuatu yang mudah dipahami pembaca juga bukan perkara gampang. If the product looks effortless, there are lots of work went into it. Kalau Anda menemukan satu kalimat atau paragraf yang “enak” dibaca, bisa dipastikan penulisnya menyusun kalimat/paragraf itu dengan susah payah. Mungkin penulisnya sudah membaca dan melakukan riset mendalam. Mungkin penulisnya telah melakukan kontemplasi yang matang. Mungkin penulisnya punya segudang pengalaman di bidang tersebut.
Menulis yang baik butuh pemahaman (reasoning) dan logika berpikir (logic) yang kuat. You can’t teach anyone to write without a basic grasp of logic and without giving them access to the critical thinking skills required for the journey that a good writing demands. Menulis juga butuh pengetahuan mendalam akan kebenaran topik (inherent truth) yang Anda tulis. Kombinasi antara reasoning, logic, dan truth inilah yang akan membuat tulisan Anda lebih berisi. This is a lot of work indeed. Continue reading