Ketersinggungan yang Termanufaktur
Setiap kali kita melalui tahun yang baru dan melongok kembali tahun-tahun sebelumnya, mudah bagi kita untuk menyimpulkan bahwa kehidupan cenderung selalu berulang dengan pola yang bisa terlihat kasat mata. Perekonomian naik, perekonomian turun. Ada yang berkoalisi, ada yang pecah kongsi. Tindak kriminal dan bencana alam terjadi—-hanya berlainan tempat dan peristiwanya. Ada yang naik pamornya, ada yang anjlok popularitasnya. Ada yang melahirkan, ada pula yang meninggal. Hal ini terjadi hampir setiap hari dan sejarah akan selalu terulang kembali.
Bedanya, tokoh, isu, maupun peristiwa yang terjadi tersebut dapat memicu kontroversi yang dengan mudah diamplifikasi oleh keberadaan media sosial. Selain persebarannya yang sangat masif, media sosial juga relatif tidak membutuhkan biaya. Tidak perlu banyak usaha untuk mengklik sebuah tombol, membagi (share) sebuah tautan, atau mengunggah ulang kicauan (re-tweet). Tanpa sadar, kita bisa menjadi bagian dari sebuah gerakan besar tanpa benar-benar melakukan tindakan apapun. Fenomena tindakan yang nyaris bebas hambatan (lower barrier to action) ini mustahil dijumpai di dunia nyata (offline). Continue reading