Paradoks Kebahagiaan
Dulu saya berpikiran bahwa ketika kelak saya mempunyai uang, maka hidup saya akan lebih bahagia. Sewaktu belum punya kendaraan, saya beranggapan bahwa setelah nanti punya motor/mobil sendiri, saya akan lebih happy. Saya juga dulu sering berangan-angan bisa travelling ke luar negeri karena hal itu mungkin akan membuat saya senang dan bangga.
Tapi setelah membaca buku Passion and Purpose: Stories from the Best and Brightest Young Business Leaders, saya seperti disadarkan bahwa rahasia bahagia itu tidak terletak pada diri saya sendiri, melainkan pada kebahagiaan kita bersama.
Happiness comes from the intersection of what you love, what you’re good at, and what the world needs. We’ve been told time and again to keep finding the first. Our schools helped developed the second. It’s time we put more thought on the third. Putting problems at the center of our decision-making changes everything. It’s not about the self anymore. It’s about what you can do and how you can be a valuable contributor.
Bahagia itu didapat ketika kita memindahkan pusat dari “to the end of yourself” menuju “to the greater good.” Continue reading