Bangsa Indon dan Bangsa Indonesia
Ada dua jenis manusia yang menghuni bumi Indonesia ini, yaitu Bangsa Indonesia dan Bangsa Indon. Bangsa Indonesia adalah apa yang diceritakan di buku-buku sekolah: sebuah bangsa yang berbudi pekerti luhur, saling menghormati satu sama lain, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Bangsa Indonesia adalah manusia-manusia yang tumbuh dengan sikap mental yang positif dan akal pikiran yang cemerlang. Di dunia internasional, mereka adalah potret Bangsa Indonesia yang selalu disegani kawan dan ditakuti oleh setiap lawan.
Bangsa Indonesia juga memegang teguh akar budaya mereka. Mereka tidak pernah melupakan sejarah bangsa dan menghargai pengorbanan yang sudah dilakukan oleh para founding fathers yang mendahului mereka. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan, tetapi tidak menjalankan agama secara radikal. Mereka menganggap perbedaan sebagai kekayaan, bukan sebagai persoalan. Pikiran mereka melangit, tetapi kerendahan hati membuat mereka senantiasa membumi.
Sementara itu, Bangsa Indon adalah apa yang kita lihat sehari-hari di surat kabar dan televisi. Bangsa Indon sangat individualis dan mengutamakan kepentingannya sendiri. Mereka menyukai hal-hal yang instan—ingin cepat kaya, segera naik pangkat, mendapat popularitas—tapi tak pernah mempunyai kesadaran untuk berubah. Bangsa Indon juga memandang aneh terhadap kebaikan. Diingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan malah marah. Mereka heran kalau mengurus dokumen atau membuat SIM harus dilakukan sendiri tanpa calo. Melanggar aturan sudah jadi hal yang menurut mereka lumrah dilakukan.
Bangsa Indon menyukai bentrokan, kerusuhan, dan amuk massa—apalagi untuk sebab musabab yang remeh. Bangsa Indon gemar terhadap joget-joget yang tidak jelas. Mereka menganggap pelecehan fisik dan tepung yang dilemparkan ke muka sebagai dagelan. Tapi jangan salah, Bangsa Indon ini tersebar dalam berbagai kasta, mulai dari pejabat teras di pemerintahan sampai mereka yang ada di jalanan. Mereka bisa dengan mudah kita identifikasi, mulai dari Alphard atau Camry yang melempar sampah sekenanya dari kaca jendelanya sampai mereka yang beroda dua menerobos lampu merah dan mengambil jalur melawan arus.
Sayangnya, belakangan ini populasi bangsa Indon jauh mendominasi daripada bangsa Indonesia. Hampir di pelosok kota (bahkan desa), kita bisa dengan mudah menjumpai Bangsa Indon. Bangsa Indonesia yang tersisa cuma terlihat di tayangan Kick Andy. Memang benar masih ada segelintir orang yang hidup mengabdikan dirinya untuk memberi manfaat bagi orang banyak. Tapi mereka adalah outlier. Mereka adalah minoritas. Mereka adalah orang-orang yang malah dianggap “aneh.”
Kita tentu tak ingin Indonesia jatuh ke tangan Bangsa Indon. Anda, saya, kita semua tentu ingin generasi yang akan datang mendapatkan bumi Indonesia yang lebih baik dari apa yang kita huni sekarang ini. Kita ingin orang-orang baik makin bertambah jumlahnya dan terus menebarkan energi positif. Kita tentu ingin orang-orang yang berbuat baik tidak lagi dianggap aneh dan minor. Kita ingin seluruh penjuru dari Sabang hingga Merauke selamat dari jajahan Bangsa Indon.
Dan satu-satunya cara untuk menyelamatkan ibu pertiwi dari dominasi Bangsa Indon adalah dengan tidak menjadi Bangsa Indon itu sendiri.