Sales dan Tukang Tipu

Di masyarakat kita, sales adalah profesi yang citranya kurang baik. Mereka dianggap tukang membual, cenderung annoying, tak jarang suka tipu-tipu agar barangnya laku dan dapat komisi. Untuk menjadi sales juga biasanya tidak memerlukan pendidikan/pelatihan khusus sehingga dianggap profesi rendahan. Sales berbeda dengan profesi seperti dokter, lawyer, akuntan, atau profesi lain yang membutuhkan pendidikan tertentu.

Tapi, Robert Louis Stevenson pernah mengatakan bahwa, Everyone lives by selling something. Seorang pebisnis hidup dengan menjual produk/jasa yang dihasilkannya. Seorang atlet olahraga hidup dengan menjual bakat fisik yang dimilikinya. Seorang musisi hidup dengan jualan bakat seni yang dia miliki. Seorang pemimpin hidup dengan menjual ide, perubahan, contoh, dan pengaruh yang dimiliknya.

Begitu juga dengan kita, saya, dan Anda. Ketika melamar pekerjaan, Anda juga menjual diri Anda kepada instansi yang Anda tuju. Ketika mendekati lawan jenis Anda, Anda juga mengemas dan me-marketing-kan diri Anda kepada si dia. Continue reading

Warren Buffett ala Indonesia?

Banyak orang berasumsi bahwa mayoritas pemain di bursa saham Indonesia adalah trader dan spekulan (short-term). Pertanyaannya, adakah pemain di bursa saham kita yang benar-benar investor fundamental (long-term)?

Sebenarnya beberapa pemain kelas kakap di negeri ini. Yang cukup besar dan menggurita mungkin bisa disebut Hary Tanoesoedibjo (MNC group) dan James Riady (Lippo group). Ada juga Danny Tanoto yang membandari Central Korporindo Internasional (CNKO) atau Benny Tjokro yang menjaga Mitra Adiperkasa (MAPI). Keduanya masih terafiliasi. Benny sendiri dulunya adalah putera mahkota dari Pemilik Batik Keris di Solo. Benny Tjokro juga ada kepemilikan di Rukun Rajarja (RAJA).

Berikutnya, ada Eddy Kusnadi Sariaatmadja yang merupakan eksekutif di PP London Sumatera Indonesia (LSIP), yang juga pemilik Elang Mahkota Teknologi (EMTK) dan Surya Citra Media (SCMA). Nama lain yang juga sering muncul adalah Edy Suwarno, yang berada di belakang Delta Dunia Makmur (DOID) dan Pan Brothers (PBRX). Ada juga nama Benny Wirawansa yang membidani pergantian pemilik BUMA dari PT. Texta Indonesia ke Northstar. Benny Wirawansa juga ada di belakang DOID dan Bumi Teknokultura Unggul (BTEK). Nama lain yang juga cukup dikenal adalah Prem Harjani dari Renaissance Capital. Sayangnya, nama-nama tersebut di atas belum bisa disebut sebagai investor jangka panjang. Continue reading

Kontemplasi dan Refleksi Diri

Joshua Bell

Ada seorang pria bermain biola di stasiun kereta api bawah tanah di Washington. Ia memainkan 6 karya gubahan Sebastian Bach selama satu jam. Selama itu pula, ada sekitar 2.000 orang mondar-mandir melewatinya. Sebagian besar adalah mereka yang berangkat ke kantor masing-masing.

Di 3 menit pertama, ada seorang paruh baya memperhatikan permainannya. Ia memperlambat jalannya dan berhenti sesaat untuk melihatnya bermain. Tapi kemudian ia bergegas untuk melanjutkan perjalanannya.

Empat menit kemudian, seorang wanita melemparkan uang $1 kepadanya tanpa berhenti dan tetap meneruskan langkahnya.

Enam menit kemudian, seorang anak muda merapat untuk mendengarkan permainannya. Tapi tak berapa lama, anak muda tadi memperhatikan arlojinya, lalu beranjak pergi. Continue reading

Pembaruan Blog

Seperti yang sudah ditulis pada tulisan sebelumnya, saya memang sedang menata ulang situs blog kesayangan saya ini. Saya sudah menikmati kegiatan blogging ini setidaknya sejak tahun 2004 dengan tak kurang dari 300 tulisan. Banyak pengalaman dan kesan menarik yang saya peroleh dari aktivitas ini, mulai dari yang merasa terbantu skripsinya, mendapatkan pencerahan dari tulisan saya, sampai dicaci para pengunjung. Lengkaplah sudah.

Masalahnya adalah, aktivitas blogging itu sangat rentan terhadap distraction, overwhelmed, yang ujung-ujungnya berujung pada frustasi sendiri. Banyak hal yang ingin kita tulis. Banyak gagasan yang ingin kita sebarkan. Namun pada akhirnya malah membuat kita menjadi tidak fokus. Itulah yang terjadi pada blog ini—mengusung isu bisnis dan keuangan, tapi malah lari ke soal politik, masalah transportasi, pemahaman agama, problem pendidikan, sampai olahraga dan sepakbola.

Jadi, pembaruan yang paling utama adalah bahwa blog ini akan lebih fokus lagi topik pembahasannya. Saya percaya bahwa if you try to appeal to everyone you’ll appeal to no one. Saya memilih untuk mengerucut pada bidang bisnis, kewirausahaan, dan investasi keuangan. Adapun target audiens saya adalah mereka yang kurang-lebih seperti saya, berusia 20-40 tahun, sudah memiliki pekerjaan tetap, tetapi juga berkeinginan untuk menambah income lewat bisnis dan investasi sampingan.

Keputusan lain yang juga saya ambil adalah menghapus tulisan-tulisan lama karena menurut saya tak lagi relevan. Jangan kuatir, saya sudah menyimpan dan melakukan backup tulisan-tulisan tersebut sehingga nantinya bisa diunduh seandainya ada di antara Anda yang berminat untuk membacanya. Saya juga memutuskan untuk menutup fitur komentar karena menurut saya lebih banyak mudharat-nya daripada manfaatnya. Seringkali fitur komentar malah jadi ajang debat kusir, ajang untuk beriklan, serta mengundang spam. Kalau Anda ingin berkomunikasi dengan saya, gunakan Twitter.

Tentu saja saya tidak akan memaksa Anda. Silakan unsubscribe if you’re no longer interested in my writings. Tapi kalau Anda tetap setia bersama saya, saya berjanji akan memberikan tulisan-tulisan yang lebih fokus, tajam, dan berkualitas—sesuai bidang kompetensi saya. Saya juga meng-encourage Anda untuk mendaftar agar Anda mendapatkan kiriman email setiap kali ada tulisan baru.

Major Re-haul

Dear my fellow readers. First of all, I want to express my greatest gratitude for all of you. Thanks for staying with me. I have been blogging since mid 2004 and never stop writing since that time. However, I think this is the perfect time to change about how I blog and write. And after countless hours contemplating my mind, I have decided to re-haul my blog completely.

Remove older posts. I will destroy everything and start over again from scratch. I understand that I will lose everything I’ve done so far, but my intention are to start out of thin air, probably with completely different approach, explore my passion and creativity, and enforce my capability to generate better writings. I also understand that most of my writings are probably no longer relevant and worthless to read at this moment.

Close commenting system. This is the major technical concern for me. I recently found out that most comments are not really in line with the post that I write. Most just say, “Dude, I agree with you,” or “Yo, this is lame,” and thinks like that. To make matter worse, in about 300 posts that I wrote, it generates more than 30,000 comments spam. So, closing comments is a no-brainer. If you want to communicate with me, simply follow my Twitter.

Focus on a small group of readers. Don’t get me wrong. I love you all, guys. I just want to dedicate my writings better by giving you as much value as I can, that is, writing on the subjects that I know best. I firmly believe that building solid relationship with a few readers is much better than aiming at thousands of un-targeted readers. Who are my target readers? Those who are about 20-30 years old, have a full time job, but want to earn more through side business or investment. Thus, the topic that I will cover will include: entrepreneurship, investment, and personal finance.

Write in Indonesian. From now on, I will only write in Indonesian language. Apologise for you English-speaking readers. Probably I will start another blog in English, but not really sure. Time will tell.

Stay tuned!